Tuesday, 18 October 2016

PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk

PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk



PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Adalah salah satu produsen semen di Indonesia. Indocement merupakan produsen semen terbesar kedua di Indoneia. Selain memproduksi semen, Indocement juga memproduksi beton siap pakai, serta mengelola tambang agregat dan tras.

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. ( “Indocement” atau “Perseroan” ) mengoprasikan pabrik pertamanya secara resmi pada Agustus 1975. Dalam kurun waktu 39 tahun, Indocement telah menjadi salah satu produsen semen terbesar di Indonesia

Perseroan didirikan pada 16 Januari 1985 melalui penggabungan enam perusahaan semen, yang pada saat itu memiliki delapan pabrik. Indocement didirikan berdasarkan akta pendirian No. 227 tanggal 16 Januari 1985 yang dibuat di hadapan Notaris Ridwan Suselo, SH. Sesuai dengan Anggaran Dasarnya, kegiatan usaha utama Perseroan meliputi manufaktur semen dan bahan bangunan, penambangan, konstruksi dan perdagangan. Saat ini, Perseroan dan Entitas Anak bergerak dalam beberapa bidang usaha yang meliputi manufaktur dan penjualan semen (sebagai bisnis inti), memroduksi beton siap-pakai, agregat dan trass.
Indocement terus menambah jumlah pabriknya. Pada 22 Februari 2013, Perseroan telah memulai perluasan Kompleks Pabrik Citeureup dengan penambahan lini produksi yang disebut Pabrik ke-14. Jumlah pabrik Indocement termasuk Pabrik ke-14 adalah 13 pabrik. Sebagian besar pabrik berada di Pulau Jawa, 10 diantaranya berlokasi di Citeureup, Bogor, Jawa Barat, yang menjadikannya salah satu kompleks pabrik semen terintegrasi terbesar di dunia. Sementara dua pabrik lainnya ada di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, dan satu lagi di Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. 
Indocement mencatatkan sahamnya pertama kali di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 5 Desember 1989 dengan kode saham “INTP”. Sejak 2001, HeidelbergCement Group, yang berbasis di Jerman, menjadi pemilik mayoritas saham Perseroan. HeidelbergCement adalah pemimpin pasar global dalam bisnis agregat dan merupakan pemain terkemuka di bidang semen, beton siap-pakai (RMC), dan kegiatan hilir lainnya, menjadikannya salah satu produsen bahan bangunan terbesar di dunia. Grup ini mempekerjakan lebih dari 45.000 orang di 2.300 lokasi di lebih dari 40 negara. 
Indocement juga terdaftar dalam Indeks Kompas100, indeks harga saham yang dikelola BEI bekerjasama dengan harian Kompas. Saham Indeks Kompas100 merupakan saham perusahaan yang berada pada peringkat 150 tertinggi dalam hal nilai transaksi, frekuensi, dan kapitalisasi pasar di bursa regular selama 12 bulan terakhir. 
Dengan merek dagang “Tiga Roda” Indocement menjual sekitar 18,7 juta ton semen di 2014, yang menjadikannya perusahaan entitas tunggal penjual semen terbanyak di Indonesia. Produk semen Perseroan adalah Portland Composite Cement (PCC), Ordinary Portland Cement (OPC Tipe I, II, dan V), Oil Well Cement (OWC), Semen Putih, and TR-30 Acian Putih. Indocement merupakan satu-satunya produsen Semen Putih di Indonesia. 
Selain penjualan semen, Indocement, melalui PT Pionirbeton Industri yang memroduksi beton siappakai, menjual 3,9 juta m3 RMC dan menjadikannya pemimpin pasar dalam bisnis RMC di Indonesia. 
Dalam bisnis agregat, PT Tarabatuh Manunggal, perusahaan yang 100% sahamnya dimiliki Indocement, mulai berproduksi sejak 10 September 2014. Selain itu, Indocement memiliki tambang agregat lainnya melalui PT Mandiri Sejahtera Sentra. 
Pada 31 Desember 2014, Indocement memiliki kapasitas produksi terpasang mencapai 20,5 juta ton semen, 5,0 juta m3 RMC dengan 41 batching plant dan 706 truk mixer, serta kapasitas produksi agregat sebesar 2,8 juta ton per tahun dengan total cadangan agregat mencapai 80 juta ton dari dua tambang.
Dalam menjalankan usahanya, Indocement terus fokus pada pembangunan berkelanjutan dengan komitmen mengurangi emisi karbon dioksida dari proses produksi semen. Indocement adalah perusahaan pertama di Asia Tenggara yang menerima Emisi Reduksi yang Disertifikasi (Certified Emission Reductions/CER) dalam kerangka Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean Development Mechanism/CDM). Indocement merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang menggunakan terak pasir tanur (granulated blast furnace slag), produk ampas leburan baja, beberapa tahun setelah diluncurkannya proyek semen campuran (blended cement). Bahan cementitious ini digunakan dalam produksi semen untuk mengurangi kandungan klinker dan menurunkan emisi CO2.


I. Sejarah Singkat 

“Saat ini, dalam 40 tahun operasinya, Indocement telah berkembang menjadi salah satu produsen semen terdepan di Indonesia. Perusahaan semen yang dikenal dengan merek kenamaan “Tiga Roda” telah digunakan untuk membangun jalan, jembatan, gedung pencakar langit dan rumah di seluruh negeri.”

  • Cikal Bakal Perusahaan
Sejarah PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (“Perseroan” atau “Indocement”) diawali pada 1975 dengan rampungnya pendirian pabrik Indocement yang pertama di Citeureup, Bogor, Jawa Barat. Pada Agustus 1975, pabrik yang didirikan PT Distinct Indonesia Cement Enterprise (DICE) dan memiliki kapasitas produksi terpasang tahunan 500.000 ton ini mulai beroperasi.
Dalam kurun waktu sepuluh tahun setelah beroperasinya pabrik pertama, Perseroan membangun tujuh pabrik tambahan sehingga kapasitas produksi terpasangnya meningkat menjadi sebesar 7,7 juta ton per tahun.
Peningkatan tersebut turut membantu penyediaan pasokan semen bagi pembangunan di Indonesia yang
semula merupakan negara importir semen, berubah menjadi Negara yang mampu mengekspor semen.
Kedelapan pabrik tersebut dikelola dan dioperasikan oleh enam perusahaan berbeda, yaitu:
1. PT Distinct Indonesia Cement Enterprise (DICE);
2. PT Perkasa Indonesia Cement Enterprise (PICE);
3. PT Perkasa Indah Indonesia Cement Putih Enterprise (PIICPE);
4. PT Perkasa Agung Utama Indonesia Cement Enterprise (PAUICE);
5. PT Perkasa Inti Abadi Indonesia Cement Enterprise (PIAICE);
6. PT Perkasa Abadi Mulia Indonesia Cement Enterprise.
Pabrik-pabrik yang dikelola keenam perusahaan ini terletak di Kompleks Pabrik Citeureup dan memroduksi semen Portland, kecuali pabrik PIICPE yang memroduksi semen putih dan semen sumur minyak (OWC).
  • Pendirian PT Indocement Tunggal Prakarsa
Perkembangan Perseroan berlanjut dengan didirikannya PT Indocement Tunggal Prakarsa pada tanggal 16 Januari 1985 berdasarkan akta pendirian dari Notaris Ridwan Suselo, S.H. No. 227, yang disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-2876HT.01.01.Th.85 tanggal 17 Mei 1985 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 57, Tambahan No. 946 tanggal 16 Juli 1985.
PT Indocement Tunggal Prakarsa didirikan untuk melebur keenam perusahaan tersebut dan mengelola serta mengoperasikan kedelapan pabriknya dalam satu manajemen yang terpadu. Akta pendirian Indocement kemudian mengalami perubahan dengan akta notaris Benny Kristianto, S.H. No. 81, yang disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-3641HT.01.04.Th.85 tanggal 15 Juni 1985 dan menetapkan bahwa semua saham ekuitas yang dimiliki keenam perusahaan berbeda tersebut telah diakuisisi oleh Indocement melalui penerbitan sahamnya sendiri.
  • Perubahan Status Menjadi Perusahaan Publik
Pada 1989, PT Indocement Tunggal Prakarsa melakukan Penawaran Umum Saham Perdana (Initial Public Offering) dan menjadi perusahaan publik serta menyesuaikan namanya menjadi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Perseroan pertama kali mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode “INTP” pada 5 Desember 1989. Kantor pusat Perseroan berlokasi di Wisma Indocement, lantai 13, Jl. Jenderal Sudirman, Kav. 70-71, Jakarta Selatan.
Saat ini, entitas induk terakhir Perseroan adalah HeidelbergCement AG, yang berbasis di Jerman dan pemimpin pasar global di bidang agregat dan pemain terkemuka di bidang semen, beton, dan aktivitas hilir lainnya yang menjadikan Group ini salah satu dari produsen nomor satu dunia untuk bahan-bahan material terintegrasi, yang didukung oleh lebih dari 45.000 orang pegawai yang tersebar di 2.300 lokasi di lebih dari 40 negara.
  • Pengembangan Pabrik Indocement 
Guna mengantisipasi pertumbuhan pasar yang semakin kuat, Indocement terus berupaya menambah jumlah pabriknya untuk meningkatkan kapasitas produksi. Perseroan mengakuisisi Plant 9 pada 1991 dan menyelesaikan pembangunan Plant 10 di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat pada 1996. Selanjutnya pada 1997, Plant 11 selesai dibangun di Citeureup, Bogor, Jawa Barat.
Pada 29 Desember 2000, dari hasil merger antara Perseroan dengan PT Indo Kodeco Cement (IKC), maka Perseroan menjadi pemilik pabrik semen di Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Pabrik tersebut menjadi pabrik Perseroan keduabelas Plant 12.
Saat ini, Perseroan mengoperasikan 12 pabrik dengan total kapasitas produksi tahunan sebesar 20,5 juta ton semen. Sembilan pabrik berlokasi di Kompleks Pabrik Citeureup, Bogor, Jawa Barat; dua pabrik di Kompleks Pabrik Palimanan, Cirebon, Jawa Barat; dan satu pabrik di Kompleks Pabrik Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Perseroan juga sedang membangun satu pabrik baru di Kompleks Pabrik Citeureup, yang disebut Plant 14. Dengan pembangunan Plant 14 yang dijadwalkan akan selesai dalam Triwulan II 2016, Kompleks Pabrik Citeureup akan menjadi salah satu kompleks pabrik semen terintegrasi terbesar di dunia.
  • Pengembangan Struktur Korporasi 
Indocement akan terus berupaya menjadi pemimpin industri dalam bidang semen dan selalu mencari peluang usaha lainnya. Dalam rangka ekspansi bisnis, Indocement mendirikan dan/atau mengambil alih perusahaan-perusahaan yang dapat menunjang kegiatan usahanya, sehingga saat ini Perseroan memiliki lima entitas anak pemilikan langsung dan sembilan entitas anak pemilikan tidak langsung serta tiga entitas asosiasi. Perseroan dan entitas anaknya bergerak dalam beberapa bidang usaha yang meliputi pabrikasi dan penjualan semen (sebagai usaha inti) dan beton siap-pakai, serta tambang agregat dan trass.

II. Visi dan Misi
  • Visi
Pemain terkemuka dalam bisnis semen dan beton siap pakai, pemimpin pasar jawa, pemain kunci di luar jawa, memasok agregat dan pasir untuk bisnis beton siap pakai secara mandiri.
  • Misi
Kami berkecimpung dalam bisnis penyediaan semen dan bahan bangunan berkualitas dengan harga kompetitif dengan tetap memperhatikan pembangunan berkelanjutan.
  • Motto
Turut membangun kehidupan bermutu
 
III. Struktur Organiasi
 
  •  Dewan Komisaris
Dr. Albert Scheuer, Komisaris Utama  
 Warga negara Jerman, usia 57. Beliau menjabat sebagai Komisaris Utama Indocement sejak 14 Mei 2008 berdasarkan Keputusan RUPS Tahunan tanggal 14 Mei 2008. Saat ini, beliau juga menjabat sebagai Managing Board HeidelbergCement Group untuk wilayah Asia-Oceania dan Koordinator Heidelberg Technology Center seluruh dunia. Beliau meraih Diploma Teknik Mesin pada 1982 dan gelar Doktor di bidang Teknik Mesin pada 1987 dari Technical University of Clausthal, Jerman.
 
 
 
 
 
Tedy Djuhar, Wakil Komisaris Utama
 Warga negara Indonesia, usia 64. Beliau bergabung dengan Indocement sejak 1985 dan menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama/Komisaris Independen sejak 10 Mei 2011 berdasarkan Keputusan RUPS Tahunan tanggal 10 Mei 2011. Saat ini, beliau juga menjabat sebagai Direktur Non-Eksekutif di First Pacific Company Ltd., Hong Kong. Beliau meraih gelar Sarjana Ekonomi pada 1975 dari University of New England, Australia, dan gelar Executive MBA (EMBA) dari Cheung Kong Graduate School of Business, Beijing, Tiongkok, pada 2014.
 
 
 
 
 
I Nyoman Tjager, Wakil Komisaris Utama
 Warga negara Indonesia, usia 64. Beliau menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama/Komisaris Independen Indocement sejak 26 April 2001 berdasarkan Keputusan RUPS Luar Biasa tanggal 26 April 2011. Saat ini, beliau juga menjabat sebagai Komisaris Independen PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk., Komisaris Independen PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk., Komisaris Utama PT Hanson International Tbk. Beliau meraih gelar Master bidang Ekonomi pada 1987 dari Fordham University, New York, Amerika Serikat serta gelar Doktor dalam Ilmu Hukum Bisnis pada 2003 dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia dan gelar Sarjana Hukum bidang Hukum Dagang pada 1976 dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia.
 
 
 
Daniel Lavalle, Komisaris Independen
 
 Warga Negara Belgia, usia 64. Sebelumnya beliau adalah Direktur Utama Indocement sampai Mei 2014. Gelar Master di bidang Pertambangan diraihnya dari Polytechnical Faculty of Mons, Belgia.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Dr. Lorenz Naeger, Komisaris
 Warga negara Jerman, usia 54. Beliau menjabat sebagai Komisaris Indocement sejak 2 Desember 2004 berdasarkan Keputusan RUPS Luar Biasa tanggal 2 Desember 2004. Saat ini, beliau juga menjabat sebagai Chief Financial Officer HeidelbergCement Group. Beliau kuliah jurusan Administrasi Bisnis di University of Regensburg (Jerman), University of Swansea (Wales) dan University of Mannheim (Jerman). Beliau lulus pada 1986 dengan meraih gelar Diplom-Kaufmann (gelar akademis di bidang Ekonomi Bisnis) dari University of Mannheim. Beliau memperoleh gelar Doktor dan kualifikasi sebagai Konsultan Pajak Bersertifikat pada 1991.
 
 
 
 
Dr. Bernd Scheifele, Komisaris
 Warga negara Jerman, usia 56. Beliau menjabat Komisaris Indocement sejak 23 Februari 2005 berdasarkan Keputusan RUPS Luar Biasa tanggal 23 Februari 2005. Saat ini, beliau juga menjabat sebagai Chairman dari Managing Board HeidelbergCement sejak 1 Februari 2005. Beliau memulai karir sebagai pengacara di biro hukum Gleiss Lutz Hootz Hirsch, pada 1988-1994. Beliau menyelesaikan pendidikan di bidang hukum di University of Freiburg dan University of Dijon, dan meraih gelar Master of Law (LLM) pada 1984 dari University of Illinois, Amerika Serikat.
 
 
 
 
 
Kevin Gluskie, Komisaris
 Warga Negara Australia, usia 48. Menjabat sebagai Komisaris Indocement sejak 10 Mei 2016 berdasarkan Keputusan RUPS Tahunan tanggal 10 Mei 2016. Saat ini, beliau juga menjabat sebagai anggota Managing Board HeidelbergCement Group untuk Wilayah Asia Pacific. Beliau meraih gelar Executive Master di bidang Administrasi Bisnis pada 2001 dari Australian Graduate School of Management.
 
 
 
 
 
 
  • Dewan Direksi
1. Christian Kartawijaya, Direktur Utama
Warga negara Indonesia, usia 47. Beliau menjabat sebagai Direktur Utama Indocement sejak 1 Mei 2014 berdasarkan Keputusan RUPS Luar Biasa tanggal 20 Desember 2013. Sebelumnya beliau adalah Direktur Keuangan dan Deputi Direktur Keuangan sampai dengan 2010. Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari Universitas Trisakti, Jakarta, Master of Business Administration di bidang Keuangan dari San Diego State University, San Diego, California dan M.A.C.E., SWBTS, Fort Worth, Texas, Amerika Serikat. 
 
2. Franciscus Welirang, Wakil Direktur Utama
Warga negara Indonesia, usia 63. Beliau bergabung dengan Indocement sejak 1992 dan menjabat sebagai Wakil Direktur Utama Indocement sejak 10 Mei 2011 2004 berdasarkan Keputusan RUPS Tahunan tanggal 10 Mei 2011. Saat ini, beliau juga menjabat sebagai Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk., Wakil Komisaris Utama PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk., Komisaris PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk., Ketua Umum Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (APTINDO), Ketua Komite Tetap Ketahanan Pangan KADIN Indonesia, Ketua bidang Pertanian dan Industri DPN APINDO, Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) periode 2014-2017, dan anggota Dewan Penasehat Asosiasi Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia. Sebelumnya, beliau pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional (2009-2012) dan Komisaris Utama PT Bursa Efek Surabaya (2001-2007). Beliau meraih gelar Diploma bidang Teknik Kimia dari South Bank Polytechnic, London, Inggris, pada 1974.
 
3. Kuky Permana, Direktur
Warga negara Indonesia, usia 61. Beliau bergabung dengan Indocement sejak 1978 dan menjabat sebagai Direktur Indocement sejak 28 Juni 2006 berdasarkan Keputusan RUPS Tahunan tanggal 28 Juni 2006. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Deputi Direktur Teknik Indocement. Beliau meraih gelar B.Sc. (Hons) dalam bidang Civil and Municipal Engineering dari University College, Inggris, pada 1977.
 
4. Hasan Imer, Direktur
Warga negara Turki, usia 60. Beliau menjabat sebagai Direktur Indocement sejak 1 September 2008 berdasarkan Keputusan RUPS Tahunan tanggal 10 Juni 2008. Sebelumnya beliau adalah Manajer Proyek dan Investasi di Akçansa’s Çanakkale Plant (HeidelbergCement Group) Turki pada 1988, dengan jabatan terakhir sebagai Manager of Plant and Second Kiln Line Project. Beliau juga pernah menjabat sebagai Koordinator Wilayah Asia di HeidelbergCement Technology Center, Jerman, pada 2001-2004. Beliau meraih gelar Bachelor of Science jurusan Teknik Mesin pada 1979 dari Yildiz Technical University, Istanbul, Turki.
 
5. Tju Lie Sukanto, Direktur
Warga negara Indonesia, usia 46. Beliau menjabat sebagai Direktur Indocement sejak 1 Juni 2011 berdasarkan Keputusan RUPS Tahunan tanggal 10 Mei 2011. Sebelumnya, sejak 2003 beliau adalah Purchasing Division Manager Perseroan. Beliau memiliki pengalaman yang luas dalam bidang keuangan di Indonesia dan Jerman, termasuk sebagai Direktur Keuangan pada anak perusahaan industri Jerman di Indonesia. Beliau meraih gelar Master di bidang Manajemen Teknik Industri dengan fokus bidang Keuangan dan Akuntansi dari University of Karlsruhe, Jerman.
 
6. Ramakanta Bhattacharjee, Direktur
Warga negara Bangladesh, usia 49. Beliau menjabat sebagai Direktur Indocement sejak 27 November 2012 berdasarkan Keputusan RUPS Luar Biasa tanggal 27 November 2012. Sebelum bergabung dengan Indocement, beliau menjabat sebagai Deputy Managing Director HeidelbergCement Bangladesh Ltd. Beliau meraih gelar Bachelor of Science jurusan Elektrikal dan Teknik Elektro dari Chittagong University of Engineering and Technology pada 1988 dan Master of Business Administration & Management pada 1994 dari Southeastern University, London, Inggris.
 
7. Troy Dartojo Soputro, Direktur
Warga negara Indonesia, usia 51. Beliau menjabat sebagai Direktur Indocement sejak 4 Desember 2015. Sebelumnya, beliau adalah Sales and Marketing Division Manager di Perseroan sejak 2013. Meraih gelar Master of Business Administration dari University of Portland, Oregon, Amerika Serikat.
 
8. Benny S. Santoso, Direktur
Warga negara Indonesia, usia 56. Beliau menjabat sebagai Direktur Indocement sejak 15 Juni 1994 berdasarkan Keputusan RUPS Tahunan tanggal 15 Juni 1994. Saat ini, beliau juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Beliau juga menjabat sebagai Komisaris PT Indofood Sukses Makmur Tbk., Direktur Non-Eksekutif First Pacific Co. Ltd, dan anggota Dewan Penasihat Philippine Long Distance Telephone Company. Beliau meraih gelar Diploma Bisnis pada 1981 dari Ngee Ann College, Singapura.
 
9. Juan Francisco Defalque, Direktur
Warga Negara Belgia, usia 54. Direktur Indocement sejak 10 Mei 2016 berdasarkan Keputusan RUPS Tahunan tanggal 10 Mei 2016. Sebelumnya pernah menjabat sebagai Head of Heidelberg Technological Center Indonesia sampai dengan 2015. Saat ini, beliau juga menjabat sebagai Director Manufacturing & Engineering, Director of HTC Asia-Pacific.  Meraih gelar Master dalam bidang Mining Engineering dari Catholic University of Louvain-la-Neuve, Belgia. 
 
IV.  Jenis Produk
 
1. Portland Composite Cement (PCC)
Portland Composite Cement (PCC) PCC dibuat untuk konstruksi umum seperti rumah, bangunan tinggi, jembatan, jalan beton, beton precast dan beton pre-stress. PCC mempunyai kekuatan yang sama dengan Portland Cement Tipe I.
 
SNI 15-7064-2014
ASTM C595-13
EN 197-1:2011





2. Ordinary Portland Cement (OPC)
Ordinary Portland Cement (OPC) OPC juga dikenal sebagai semen abu-abu, terdiri dari lima tipe semen standar. Indocement memroduksi OPC Tipe I, II dan V. OPC Tipe I merupakan semen kualitas tinggi yang sesuai untuk berbagai penggunaan, seperti konstruksi rumah, gedung tinggi, jembatan, dan jalan. OPC Tipe II dan V memberikan perlindungan tambahan terhadap kandungan sulfat di air dan tanah.
OPC Type I:                OPC Type II:              OPC Type V:
SNI 15-2049-2004      SNI 15-2049-2004      SNI 15-2049-2004
ASTM C150-12          ASTM C150-12          ASTM C150-12
EN 197-1:2011


3. Oil Well Cement (OWC)
Oil Well Cement (OWC) OWC adalah tipe semen khusus untuk pengeboran minyak dan gas baik di darat maupun lepas pantai. OWC dicampur menjadi suatu adukan semen kemudian disuntikkan di antara pipa bor dan cetakan sumur bor dimana semen tersebut dapat mengeras dan kemudian mengikat pipa pada cetakannya. OWC diproduksi dengan standar mutu sesuai API (American Petroleum Institute).

 
 
 
 
 
4. Semen Putih
Semen Putih digunakan untuk dekorasi eksterior dan interior gedung. Sebagai satu-satunya produsen semen putih di Indonesia, saat ini Indocement dapat mencukupi kebutuhan semen putih untuk pasar domestik
SNI 15-2049-2004
ASTM C150-12
 
 
 
 
 
 
 
5. Acian Putih TR30
Acian Putih TR30Acian Putih TR30 sangat sesuai untuk pekerjaan acian dan nat. Komposisi Acian Putih TR30 antara lain Semen Putih "Tiga Roda", kapur (Kalsium Karbonat) dan bahan aditif khusus lainnya. Keuntungan menggunakan Acian Putih TR30 adalah menghasilkan permukaan acian yang lebih halus, mengurangi retak dan terkelupasnya permukaan karena mempunyai sifat plastis dengan daya rekat tinggi, cepat dan mudah dalam pengerjaan, hemat dalam pemakaian bahan serta dapat dipergunakan pada permukaan beton dengan menambahkan bonding agent.
 
 
 
 
 
6. Beton Siap-Pakai
Beton Siap-Pakai (Ready-Mix Concrete/RMC) diproduksi dengan mencampur OPC dengan bahan campuran yang tepat (pasir dan batu) serta air dan kemudian dikirimkan ke tempat pelanggan menggunakan truk semen untuk dicurahkan. Sebagai nilai tambah produk, RMC mendatangkan keuntungan yang lebih tinggi dari produk semen lainnya. RMC Indocement sebagian besar dijual di Jakarta dimana industri pembangunannya sangat baik.

7. Agregat
Agregat digunakan dalam proses produksi RMC. Pengembangan baru tambang agregat (batu andesit atau batu pecah-belah) di Rumpin dan Purwakarta, Jawa Barat dengan total cadangan 80 juta ton andesit, melalui anak perusahaan Indocement akan memperkuat posisi Indocement sebagai pemasok bahan bangunan.





2 comments: