PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk
PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk. Adalah salah satu produsen semen
di Indonesia. Indocement merupakan produsen semen terbesar kedua di Indoneia.
Selain memproduksi semen, Indocement juga memproduksi beton siap pakai, serta
mengelola tambang agregat dan tras.
PT
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. ( “Indocement” atau “Perseroan” ) mengoprasikan
pabrik pertamanya secara resmi pada Agustus 1975. Dalam kurun waktu 39 tahun,
Indocement telah menjadi salah satu produsen semen terbesar di Indonesia
Perseroan didirikan pada 16 Januari 1985 melalui penggabungan enam perusahaan semen, yang pada saat itu memiliki delapan pabrik. Indocement didirikan berdasarkan akta pendirian No. 227 tanggal 16
Januari 1985 yang dibuat di hadapan Notaris Ridwan Suselo, SH. Sesuai
dengan Anggaran Dasarnya, kegiatan usaha utama Perseroan meliputi
manufaktur semen dan bahan bangunan, penambangan, konstruksi dan
perdagangan. Saat ini, Perseroan dan Entitas Anak bergerak dalam
beberapa bidang usaha yang meliputi manufaktur dan penjualan semen
(sebagai bisnis inti), memroduksi beton siap-pakai, agregat dan trass.
Indocement terus menambah jumlah pabriknya. Pada 22 Februari 2013,
Perseroan telah memulai perluasan Kompleks Pabrik Citeureup dengan
penambahan lini produksi yang disebut Pabrik ke-14. Jumlah pabrik
Indocement termasuk Pabrik ke-14 adalah 13 pabrik. Sebagian besar pabrik
berada di Pulau Jawa, 10 diantaranya berlokasi di Citeureup, Bogor,
Jawa Barat, yang menjadikannya salah satu kompleks pabrik semen
terintegrasi terbesar di dunia. Sementara dua pabrik lainnya ada di
Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, dan satu lagi di Tarjun, Kotabaru,
Kalimantan Selatan.
Indocement mencatatkan sahamnya pertama kali di Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada 5 Desember 1989 dengan kode saham “INTP”. Sejak 2001,
HeidelbergCement Group, yang berbasis di Jerman, menjadi pemilik
mayoritas saham Perseroan. HeidelbergCement adalah pemimpin pasar global
dalam bisnis agregat dan merupakan pemain terkemuka di bidang semen,
beton siap-pakai (RMC), dan kegiatan hilir lainnya, menjadikannya salah
satu produsen bahan bangunan terbesar di dunia. Grup ini mempekerjakan
lebih dari 45.000 orang di 2.300 lokasi di lebih dari 40 negara.
Indocement juga terdaftar dalam Indeks Kompas100, indeks harga saham
yang dikelola BEI bekerjasama dengan harian Kompas. Saham Indeks
Kompas100 merupakan saham perusahaan yang berada pada peringkat 150
tertinggi dalam hal nilai transaksi, frekuensi, dan kapitalisasi pasar
di bursa regular selama 12 bulan terakhir.
Dengan merek dagang “Tiga Roda” Indocement menjual sekitar 18,7 juta
ton semen di 2014, yang menjadikannya perusahaan entitas tunggal penjual
semen terbanyak di Indonesia. Produk semen Perseroan adalah Portland
Composite Cement (PCC), Ordinary Portland Cement (OPC Tipe I, II, dan
V), Oil Well Cement (OWC), Semen Putih, and TR-30 Acian Putih.
Indocement merupakan satu-satunya produsen Semen Putih di Indonesia.
Selain penjualan semen, Indocement, melalui PT Pionirbeton Industri
yang memroduksi beton siappakai, menjual 3,9 juta m3 RMC dan
menjadikannya pemimpin pasar dalam bisnis RMC di Indonesia.
Dalam bisnis agregat, PT Tarabatuh Manunggal, perusahaan yang 100%
sahamnya dimiliki Indocement, mulai berproduksi sejak 10 September 2014.
Selain itu, Indocement memiliki tambang agregat lainnya melalui PT
Mandiri Sejahtera Sentra.
Pada 31 Desember 2014, Indocement memiliki kapasitas produksi
terpasang mencapai 20,5 juta ton semen, 5,0 juta m3 RMC dengan 41
batching plant dan 706 truk mixer, serta kapasitas produksi agregat
sebesar 2,8 juta ton per tahun dengan total cadangan agregat mencapai 80
juta ton dari dua tambang.
Dalam menjalankan usahanya, Indocement terus fokus pada pembangunan
berkelanjutan dengan komitmen mengurangi emisi karbon dioksida dari
proses produksi semen. Indocement adalah perusahaan pertama di Asia
Tenggara yang menerima Emisi Reduksi yang Disertifikasi (Certified
Emission Reductions/CER) dalam kerangka Mekanisme Pembangunan Bersih
(Clean Development Mechanism/CDM). Indocement merupakan perusahaan
pertama di Indonesia yang menggunakan terak pasir tanur (granulated
blast furnace slag), produk ampas leburan baja, beberapa tahun setelah
diluncurkannya proyek semen campuran (blended cement). Bahan
cementitious ini digunakan dalam produksi semen untuk mengurangi
kandungan klinker dan menurunkan emisi CO2.
I. Sejarah Singkat
“Saat ini, dalam 40 tahun operasinya, Indocement telah
berkembang menjadi salah satu produsen semen terdepan di Indonesia.
Perusahaan semen yang dikenal dengan merek kenamaan “Tiga Roda” telah
digunakan untuk membangun jalan, jembatan, gedung pencakar langit dan
rumah di seluruh negeri.”
Sejarah PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (“Perseroan” atau
“Indocement”) diawali pada 1975 dengan rampungnya pendirian pabrik
Indocement yang pertama di Citeureup, Bogor, Jawa Barat. Pada Agustus
1975, pabrik yang didirikan PT Distinct Indonesia Cement Enterprise
(DICE) dan memiliki kapasitas produksi terpasang tahunan 500.000 ton ini
mulai beroperasi.
Dalam kurun waktu sepuluh tahun setelah beroperasinya pabrik pertama,
Perseroan membangun tujuh pabrik tambahan sehingga kapasitas produksi
terpasangnya meningkat menjadi sebesar 7,7 juta ton per tahun.
Peningkatan tersebut turut membantu penyediaan pasokan semen bagi pembangunan di Indonesia yang
semula merupakan negara importir semen, berubah menjadi Negara yang mampu mengekspor semen.
Kedelapan pabrik tersebut dikelola dan dioperasikan oleh enam perusahaan berbeda, yaitu:
1. PT Distinct Indonesia Cement Enterprise (DICE);
2. PT Perkasa Indonesia Cement Enterprise (PICE);
3. PT Perkasa Indah Indonesia Cement Putih Enterprise (PIICPE);
4. PT Perkasa Agung Utama Indonesia Cement Enterprise (PAUICE);
5. PT Perkasa Inti Abadi Indonesia Cement Enterprise (PIAICE);
6. PT Perkasa Abadi Mulia Indonesia Cement Enterprise.
Pabrik-pabrik yang dikelola keenam perusahaan ini terletak di
Kompleks Pabrik Citeureup dan memroduksi semen Portland, kecuali pabrik
PIICPE yang memroduksi semen putih dan semen sumur minyak (OWC).
- Pendirian PT Indocement Tunggal Prakarsa
Perkembangan Perseroan berlanjut dengan didirikannya PT Indocement
Tunggal Prakarsa pada tanggal 16 Januari 1985 berdasarkan akta pendirian
dari Notaris Ridwan Suselo, S.H. No. 227, yang disahkan oleh Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.
C2-2876HT.01.01.Th.85 tanggal 17 Mei 1985 dan diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 57, Tambahan No. 946 tanggal 16 Juli 1985.
PT Indocement Tunggal Prakarsa didirikan untuk melebur keenam
perusahaan tersebut dan mengelola serta mengoperasikan kedelapan
pabriknya dalam satu manajemen yang terpadu. Akta pendirian Indocement
kemudian mengalami perubahan dengan akta notaris Benny Kristianto, S.H.
No. 81, yang disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam
Surat Keputusan No. C2-3641HT.01.04.Th.85 tanggal 15 Juni 1985 dan
menetapkan bahwa semua saham ekuitas yang dimiliki keenam perusahaan
berbeda tersebut telah diakuisisi oleh Indocement melalui penerbitan
sahamnya sendiri.
- Perubahan Status Menjadi Perusahaan Publik
Pada 1989, PT Indocement Tunggal Prakarsa melakukan Penawaran Umum Saham
Perdana (Initial Public Offering) dan menjadi perusahaan publik serta
menyesuaikan namanya menjadi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Perseroan pertama kali mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia
(BEI) dengan kode “INTP” pada 5 Desember 1989. Kantor pusat Perseroan
berlokasi di Wisma Indocement, lantai 13, Jl. Jenderal Sudirman, Kav.
70-71, Jakarta Selatan.
Saat ini, entitas induk terakhir Perseroan adalah HeidelbergCement
AG, yang berbasis di Jerman dan pemimpin pasar global di bidang agregat
dan pemain terkemuka di bidang semen, beton, dan aktivitas hilir lainnya
yang menjadikan Group ini salah satu dari produsen nomor satu dunia
untuk bahan-bahan material terintegrasi, yang didukung oleh lebih dari
45.000 orang pegawai yang tersebar di 2.300 lokasi di lebih dari 40
negara.
- Pengembangan Pabrik Indocement
Guna mengantisipasi pertumbuhan pasar yang semakin kuat, Indocement
terus berupaya menambah jumlah pabriknya untuk meningkatkan kapasitas
produksi. Perseroan mengakuisisi Plant 9 pada 1991 dan menyelesaikan
pembangunan Plant 10 di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat pada 1996.
Selanjutnya pada 1997, Plant 11 selesai dibangun di Citeureup, Bogor,
Jawa Barat.
Pada 29 Desember 2000, dari hasil merger antara Perseroan dengan PT
Indo Kodeco Cement (IKC), maka Perseroan menjadi pemilik pabrik semen di
Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Pabrik tersebut menjadi pabrik
Perseroan keduabelas Plant 12.
Saat ini, Perseroan mengoperasikan 12 pabrik dengan total kapasitas
produksi tahunan sebesar 20,5 juta ton semen. Sembilan pabrik berlokasi
di Kompleks Pabrik Citeureup, Bogor, Jawa Barat; dua pabrik di Kompleks
Pabrik Palimanan, Cirebon, Jawa Barat; dan satu pabrik di Kompleks
Pabrik Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Perseroan juga sedang
membangun satu pabrik baru di Kompleks Pabrik Citeureup, yang disebut
Plant 14. Dengan pembangunan Plant 14 yang dijadwalkan akan selesai
dalam Triwulan II 2016, Kompleks Pabrik Citeureup akan menjadi salah
satu kompleks pabrik semen terintegrasi terbesar di dunia.
- Pengembangan Struktur Korporasi
Indocement akan terus berupaya menjadi pemimpin industri dalam bidang
semen dan selalu mencari peluang usaha lainnya. Dalam rangka ekspansi
bisnis, Indocement mendirikan dan/atau mengambil alih
perusahaan-perusahaan yang dapat menunjang kegiatan usahanya, sehingga
saat ini Perseroan memiliki lima entitas anak pemilikan langsung dan
sembilan entitas anak pemilikan tidak langsung serta tiga entitas
asosiasi. Perseroan dan entitas anaknya bergerak dalam beberapa bidang
usaha yang meliputi pabrikasi dan penjualan semen (sebagai usaha inti)
dan beton siap-pakai, serta tambang agregat dan trass.
II. Visi dan Misi
Pemain terkemuka dalam bisnis semen dan beton siap pakai, pemimpin pasar jawa, pemain kunci di luar jawa, memasok agregat dan pasir untuk bisnis beton siap pakai secara mandiri.
Kami berkecimpung dalam bisnis penyediaan semen dan bahan bangunan berkualitas dengan harga kompetitif dengan tetap memperhatikan pembangunan berkelanjutan.
Turut membangun kehidupan bermutu
III. Struktur Organiasi
Dr. Albert Scheuer, Komisaris Utama
Warga negara Jerman, usia 57. Beliau menjabat sebagai Komisaris Utama
Indocement sejak 14 Mei 2008 berdasarkan Keputusan RUPS Tahunan tanggal
14 Mei 2008. Saat ini, beliau juga menjabat sebagai Managing Board
HeidelbergCement Group untuk wilayah Asia-Oceania dan Koordinator
Heidelberg Technology Center seluruh dunia. Beliau meraih Diploma Teknik
Mesin pada 1982 dan gelar Doktor di bidang Teknik Mesin pada 1987 dari
Technical University of Clausthal, Jerman.
Tedy Djuhar, Wakil Komisaris Utama
Warga negara Indonesia, usia 64. Beliau bergabung dengan Indocement
sejak 1985 dan menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama/Komisaris
Independen sejak 10 Mei 2011 berdasarkan Keputusan RUPS Tahunan tanggal
10 Mei 2011. Saat ini, beliau juga menjabat sebagai Direktur
Non-Eksekutif di First Pacific Company Ltd., Hong Kong. Beliau meraih
gelar Sarjana Ekonomi pada 1975 dari University of New England,
Australia, dan gelar Executive MBA (EMBA) dari Cheung Kong Graduate
School of Business, Beijing, Tiongkok, pada 2014.
I Nyoman Tjager, Wakil Komisaris Utama
Warga negara Indonesia, usia 64. Beliau menjabat sebagai Wakil Komisaris
Utama/Komisaris Independen Indocement sejak 26 April 2001 berdasarkan
Keputusan RUPS Luar Biasa tanggal 26 April 2011. Saat ini, beliau juga
menjabat sebagai Komisaris Independen PT Wahana Ottomitra Multiartha
Tbk., Komisaris Independen PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk.,
Komisaris Utama PT Hanson International Tbk. Beliau meraih gelar Master
bidang Ekonomi pada 1987 dari Fordham University, New York, Amerika
Serikat serta gelar Doktor dalam Ilmu Hukum Bisnis pada 2003 dari
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia dan gelar Sarjana Hukum
bidang Hukum Dagang pada 1976 dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,
Indonesia.
Daniel Lavalle, Komisaris Independen
Warga Negara Belgia, usia 64. Sebelumnya beliau adalah Direktur Utama
Indocement sampai Mei 2014. Gelar Master di bidang Pertambangan
diraihnya dari Polytechnical Faculty of Mons, Belgia.
Dr. Lorenz Naeger, Komisaris
Warga negara Jerman, usia 54. Beliau menjabat sebagai Komisaris
Indocement sejak 2 Desember 2004 berdasarkan Keputusan RUPS Luar Biasa
tanggal 2 Desember 2004. Saat ini, beliau juga menjabat sebagai Chief
Financial Officer HeidelbergCement Group. Beliau kuliah jurusan
Administrasi Bisnis di University of Regensburg (Jerman), University of
Swansea (Wales) dan University of Mannheim (Jerman). Beliau lulus pada
1986 dengan meraih gelar Diplom-Kaufmann (gelar akademis di bidang
Ekonomi Bisnis) dari University of Mannheim. Beliau memperoleh gelar
Doktor dan kualifikasi sebagai Konsultan Pajak Bersertifikat pada 1991.
Dr. Bernd Scheifele, Komisaris
Warga negara Jerman, usia 56. Beliau menjabat Komisaris Indocement sejak
23 Februari 2005 berdasarkan Keputusan RUPS Luar Biasa tanggal 23
Februari 2005. Saat ini, beliau juga menjabat sebagai Chairman dari
Managing Board HeidelbergCement sejak 1 Februari 2005. Beliau memulai
karir sebagai pengacara di biro hukum Gleiss Lutz Hootz Hirsch, pada
1988-1994. Beliau menyelesaikan pendidikan di bidang hukum di University
of Freiburg dan University of Dijon, dan meraih gelar Master of Law
(LLM) pada 1984 dari University of Illinois, Amerika Serikat.
Kevin Gluskie, Komisaris
Warga Negara Australia, usia 48. Menjabat sebagai Komisaris Indocement
sejak 10 Mei 2016 berdasarkan Keputusan RUPS Tahunan tanggal 10 Mei
2016. Saat ini, beliau juga menjabat sebagai anggota Managing Board
HeidelbergCement Group untuk Wilayah Asia Pacific. Beliau meraih gelar
Executive Master di bidang Administrasi Bisnis pada 2001 dari Australian
Graduate School of Management.
1. Christian Kartawijaya, Direktur Utama
Warga negara Indonesia, usia 47. Beliau menjabat sebagai Direktur
Utama Indocement sejak 1 Mei 2014 berdasarkan Keputusan RUPS Luar Biasa
tanggal 20 Desember 2013. Sebelumnya beliau adalah Direktur Keuangan dan
Deputi Direktur Keuangan sampai dengan 2010. Beliau meraih gelar
Sarjana Teknik Sipil dari Universitas Trisakti, Jakarta, Master of
Business Administration di bidang Keuangan dari San Diego State
University, San Diego, California dan M.A.C.E., SWBTS, Fort Worth,
Texas, Amerika Serikat.
2. Franciscus Welirang, Wakil Direktur Utama
Warga negara Indonesia, usia 63. Beliau bergabung dengan Indocement
sejak 1992 dan menjabat sebagai Wakil Direktur Utama Indocement sejak 10
Mei 2011 2004 berdasarkan Keputusan RUPS Tahunan tanggal 10 Mei 2011.
Saat ini, beliau juga menjabat sebagai Direktur PT Indofood Sukses
Makmur Tbk., Wakil Komisaris Utama PT Perusahaan Perkebunan London
Sumatra Indonesia Tbk., Komisaris PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.,
Ketua Umum Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (APTINDO), Ketua
Komite Tetap Ketahanan Pangan KADIN Indonesia, Ketua bidang Pertanian
dan Industri DPN APINDO, Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia (AEI)
periode 2014-2017, dan anggota Dewan Penasehat Asosiasi Perhimpunan Ahli
Teknologi Pangan Indonesia. Sebelumnya, beliau pernah menjabat sebagai
Wakil Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional (2009-2012) dan
Komisaris Utama PT Bursa Efek Surabaya (2001-2007). Beliau meraih gelar
Diploma bidang Teknik Kimia dari South Bank Polytechnic, London,
Inggris, pada 1974.
3. Kuky Permana, Direktur
Warga negara Indonesia, usia 61. Beliau bergabung dengan Indocement
sejak 1978 dan menjabat sebagai Direktur Indocement sejak 28 Juni 2006
berdasarkan Keputusan RUPS Tahunan tanggal 28 Juni 2006. Sebelumnya
beliau menjabat sebagai Deputi Direktur Teknik Indocement. Beliau meraih
gelar B.Sc. (Hons) dalam bidang Civil and Municipal Engineering dari
University College, Inggris, pada 1977.
4. Hasan Imer, Direktur
Warga negara Turki, usia 60. Beliau menjabat sebagai Direktur
Indocement sejak 1 September 2008 berdasarkan Keputusan RUPS Tahunan
tanggal 10 Juni 2008. Sebelumnya beliau adalah Manajer Proyek dan
Investasi di Akçansa’s Çanakkale Plant (HeidelbergCement Group) Turki
pada 1988, dengan jabatan terakhir sebagai Manager of Plant and Second
Kiln Line Project. Beliau juga pernah menjabat sebagai Koordinator
Wilayah Asia di HeidelbergCement Technology Center, Jerman, pada
2001-2004. Beliau meraih gelar Bachelor of Science jurusan Teknik Mesin
pada 1979 dari Yildiz Technical University, Istanbul, Turki.
5. Tju Lie Sukanto, Direktur
Warga negara Indonesia, usia 46. Beliau menjabat sebagai Direktur
Indocement sejak 1 Juni 2011 berdasarkan Keputusan RUPS Tahunan tanggal
10 Mei 2011. Sebelumnya, sejak 2003 beliau adalah Purchasing Division
Manager Perseroan. Beliau memiliki pengalaman yang luas dalam bidang
keuangan di Indonesia dan Jerman, termasuk sebagai Direktur Keuangan
pada anak perusahaan industri Jerman di Indonesia. Beliau meraih gelar
Master di bidang Manajemen Teknik Industri dengan fokus bidang Keuangan
dan Akuntansi dari University of Karlsruhe, Jerman.
6. Ramakanta Bhattacharjee, Direktur
Warga negara Bangladesh, usia 49. Beliau menjabat sebagai Direktur
Indocement sejak 27 November 2012 berdasarkan Keputusan RUPS Luar Biasa
tanggal 27 November 2012. Sebelum bergabung dengan Indocement, beliau
menjabat sebagai Deputy Managing Director HeidelbergCement Bangladesh
Ltd. Beliau meraih gelar Bachelor of Science jurusan Elektrikal dan
Teknik Elektro dari Chittagong University of Engineering and Technology
pada 1988 dan Master of Business Administration & Management pada
1994 dari Southeastern University, London, Inggris.
7. Troy Dartojo Soputro, Direktur
Warga negara Indonesia, usia 51. Beliau menjabat sebagai Direktur
Indocement sejak 4 Desember 2015. Sebelumnya, beliau adalah Sales and
Marketing Division Manager di Perseroan sejak 2013. Meraih gelar Master
of Business Administration dari University of Portland, Oregon, Amerika
Serikat.
8. Benny S. Santoso, Direktur
Warga negara Indonesia, usia 56. Beliau menjabat sebagai Direktur
Indocement sejak 15 Juni 1994 berdasarkan Keputusan RUPS Tahunan tanggal
15 Juni 1994. Saat ini, beliau juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT
Nippon Indosari Corpindo Tbk. dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
Beliau juga menjabat sebagai Komisaris PT Indofood Sukses Makmur Tbk.,
Direktur Non-Eksekutif First Pacific Co. Ltd, dan anggota Dewan
Penasihat Philippine Long Distance Telephone Company. Beliau meraih
gelar Diploma Bisnis pada 1981 dari Ngee Ann College, Singapura.
9. Juan Francisco Defalque, Direktur
Warga Negara Belgia, usia 54. Direktur Indocement sejak 10 Mei 2016
berdasarkan Keputusan RUPS Tahunan tanggal 10 Mei 2016. Sebelumnya
pernah menjabat sebagai Head of Heidelberg Technological Center
Indonesia sampai dengan 2015. Saat ini, beliau juga menjabat sebagai
Director Manufacturing & Engineering, Director of HTC Asia-Pacific.
Meraih gelar Master dalam bidang Mining Engineering dari Catholic
University of Louvain-la-Neuve, Belgia.
IV. Jenis Produk
1. Portland Composite Cement (PCC)
Portland Composite Cement (PCC) PCC dibuat untuk
konstruksi umum seperti rumah, bangunan tinggi, jembatan, jalan beton,
beton precast dan beton pre-stress. PCC mempunyai kekuatan yang sama
dengan Portland Cement Tipe I.
SNI 15-7064-2014
ASTM C595-13
EN 197-1:2011
2. Ordinary Portland Cement (OPC)
Ordinary Portland Cement (OPC) OPC juga dikenal sebagai
semen abu-abu, terdiri dari lima tipe semen standar. Indocement
memroduksi OPC Tipe I, II dan V. OPC Tipe I merupakan semen kualitas
tinggi yang sesuai untuk berbagai penggunaan, seperti konstruksi rumah,
gedung tinggi, jembatan, dan jalan. OPC Tipe II dan V memberikan
perlindungan tambahan terhadap kandungan sulfat di air dan tanah.
OPC Type I: OPC
Type II: OPC Type V:
SNI 15-2049-2004 SNI 15-2049-2004 SNI
15-2049-2004
ASTM C150-12 ASTM C150-12 ASTM C150-12
EN 197-1:2011
3. Oil Well Cement (OWC)
Oil Well Cement (OWC) OWC adalah tipe semen khusus untuk pengeboran minyak dan gas baik di
darat maupun lepas pantai. OWC dicampur menjadi suatu adukan semen
kemudian disuntikkan di antara pipa bor dan cetakan sumur bor dimana
semen tersebut dapat mengeras dan kemudian mengikat pipa pada
cetakannya. OWC diproduksi dengan standar mutu sesuai API (American
Petroleum Institute).
4. Semen Putih
Semen Putih digunakan untuk dekorasi eksterior dan interior gedung.
Sebagai satu-satunya produsen semen putih di Indonesia, saat ini
Indocement dapat mencukupi kebutuhan semen putih untuk pasar domestik
SNI 15-2049-2004
ASTM C150-12
5. Acian Putih TR30
Acian Putih TR30Acian Putih TR30 sangat sesuai untuk
pekerjaan acian dan nat. Komposisi Acian Putih TR30 antara lain Semen
Putih "Tiga Roda", kapur (Kalsium Karbonat) dan bahan aditif khusus
lainnya. Keuntungan menggunakan Acian Putih TR30 adalah menghasilkan
permukaan acian yang lebih halus, mengurangi retak dan terkelupasnya
permukaan karena mempunyai sifat plastis dengan daya rekat tinggi, cepat
dan mudah dalam pengerjaan, hemat dalam pemakaian bahan serta dapat
dipergunakan pada permukaan beton dengan menambahkan bonding agent.
6. Beton Siap-Pakai
Beton Siap-Pakai (Ready-Mix Concrete/RMC) diproduksi dengan mencampur
OPC dengan bahan campuran yang tepat (pasir dan batu) serta air dan
kemudian dikirimkan ke tempat pelanggan menggunakan truk semen untuk
dicurahkan. Sebagai nilai tambah produk, RMC mendatangkan keuntungan
yang lebih tinggi dari produk semen lainnya. RMC Indocement sebagian
besar dijual di Jakarta dimana industri pembangunannya sangat baik.
7. Agregat
Agregat digunakan dalam proses produksi RMC. Pengembangan baru tambang
agregat (batu andesit atau batu pecah-belah) di Rumpin dan Purwakarta,
Jawa Barat dengan total cadangan 80 juta ton andesit, melalui anak
perusahaan Indocement akan memperkuat posisi Indocement sebagai pemasok
bahan bangunan.